Kebutuhan Survival
A. SIKAP MENTAL (MENTAL YANG MENDUKUNG SURVIVAL).
Dalam melakukan
survival, seseorang harus mempunyai sikap atau mental yang mendukung. Hal ini diperlukan untuk menambah kebulatan tekad, kemauan, dan semangat juang yang tinggi untuk keluar dari kesulitan serta hambatan yang dihadapi. Jarang orang yang bermental lembek dapat mengatasi keadaan ini. Oleh karena itu, seorang
survival perlu mempunyai sikap-sikap berikut ini.
1. Semangat Untuk Tetap Hidup.
Tanpa semangat untuk tetap hidup, segala yang dilakukan untuk
survival akan sia-sia, Dengan semangat inilah akan tumbuh kekuatan pantang menyerah dalam keadaan sesulit apapun. Motivasi inilah yang selalu akan menumbuhkan harapan dengan disertai sifat-sifat positif dan juga keberanian.
2. Kepercayaan Diri.
Kepercayaan diri merupakan tenaga potensial yang harus tetap dijaga dan digali. Dengan kepercayaan diri akan timbul kekuatan untuk melaksanakan segala sesuatu dengan penuh keyakinan. Percaya pada diri sendiri dengan moto bahwa saya bisa keluar dari kesulitan, seperti yang dihadapi ribuan atau bahkan jutaan orang yang dapat selamat dan keluar dari kesulitan.
3. Akal Sehat.
Dalam keadaan jasmani yang kuat dan mantap, seseorang dapat saja mengalami gangguan secara kejiwaan/rohani. Terutama hal ini sering dialami apabila panik, tertekan dalam keadaan yang menyiksa terus-menerus hingga menyebabkan stres, dan dalam keadaan jiwa yang sedang tidak seimbang. Sebenarnya apabila hal ini sudah terjadi berarti
survival mulai mengalami kekalahan karena sulit untuk berpikir matang dan rasional untuk mengambil keputusan yang mantap. Semua kegiatan dilakukan dengan serampangan tanpa perhitungan. Padahal akal sehat ini sangat diperlukan dalam kegiatan
survival. Gunanya tentu saja mengambil inisiatif dan alternatif dalam pemecahan kesulitan yang dihadapi.
4. Disiplin dan Rencana Kegiatan yang Matang.
Rencana yang matang memang sangat diperlukan. Ada yang lebih penting daripada itu, yaitu disiplin pada rencana yang telah ditetapkan misalnya, apabila tersesat dan ternyata persediaan air yang dibawa hanya cukup untuk tiga hari dengan jatah minum satu gelas setiap hari. Maka dengan perhitungan bahwa hal tersebut adalah kemungkinan waktu yang diperlukan sampai dipemukiman penduduk. Dalam pelaksanaannya tentu saja tak boleh mengganggu jatah yang telah diperhitungkan. Untuk mengatasi kekurangan jatah air yang bisa digunakan, kita harus berusaha memikirkan dan menyeimbangkan kebutuhan air dalam tubuh. Caranya yaitu dengan menghemat aktivitas tubuh atau mengusahakan mencari sumber air lainnya selain dari persediaan yang sudah ada. Caranya akan di terangkan pada bab yang membahas mengenai air.
Disiplin dan rencana kegiatan yang matang sangat berhubungan.Rencana biasanya disusun setelah diadakannya koordinasi dan evaluasi terhadap keadaan kawan-kawan yang lain, keadaan terakhir makanan dan air, dan juga keadaan alam sekelilingnya. Tanpa disiplin rencana yang sudah disusun akan sia-sia. Sebaliknya, dengan disiplin akan tercipta kerja sama hingga rencana dapat berjalan lancar.
5. Kemampuan Belajar dari Pengalaman.
Dalam
survival belajar dari pengalaman sangatlah berharga. Hampir seluruh materi pengajaran
survival adalah kumpulan pengalaman. Pengalaman ini benar-benar sangat berharga, baik pengalaman orang lain maupun pengalaman pribadi. Tidak ada yang membantah bahwa pengalaman adalah guru yang paling baik. Kenyataan pula bahwa teknik
survival berkembang dan dapat dikuasai melalui latihan dan pengalaman.
Dalam perjalanan yang dilakukan hendaknya mencatat pengalaman. Apakah hal itu berupa kesalahan ataupun pengalaman dan informasi baru yang didapatkan hingga dapat diterapkan pada kesempatan lain. Selain itu, dalam memperluas pengetahuan tentang
survival, tentu saja ada baiknya banyak belajar dari penduduk pribumi/setempat tentang pengalaman, pengetahuan, dan kebiasaanya. Hal ini dikarenakan penduduk setempat lebih akrab dan lebih mengenal lingkungannya.
6. Pengetahuan Rimba, Laut, dan Lingkungan, serta Ekologi dan Biologi
Pengetahuan tentang medan atau kondisi alam yang akan dihadapi saat melakukan kegiatan
survival sangatlah penting. Hal ini dapat membantu untuk mempersiapkan kondisi fisik dan peralatan yang akan dibawa. Kondisi lingkungan yang berbeda tentunya membutuhkan persiapan yang berlainan pula. yang dimaksud pengetahuan rimba, laut dan lingkungan seta ekologi dan biologi adalah kemauan dan hasrat untuk belajar tentang isi alam melalui berbagai media, seperti koran, majalah, buku, ataupun internet. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan yang menyimak rahasia alam ini, akan sangat membantu menambah informasi dan wawasan pengetahuan terutama untuk menunjang kemampuan penguasaan materi
survival.
Kelak akan dijelaskan secara detail pengetahuan apa saja yang harus dimiliki dan sangat menunjang
survival.
B. PENGETAHUAN.
Untuk mendukung suksesnya kegiatan
survival diperlukan pengetahuan tambahan bagi seorang
survivor, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan teknik
survival. Pengetahuan tersebut antara lain :
1. Pengetahuan cara membuat alat perlindungan.
2. Pengetahuan tentang cara memperoleh air.
3. Pengetahuan cara mendapatkan makanan.
4. Pengetahuan cara mendapatkan dan membuat api.
5. Pengetahuan orientasi medan.
6. Pengetahuan tentang mengatasi gangguan binatang.
7. Mencari pertolongan dan keluar dari kesulitan.
Semua pengetahuan itu sebenarnya bisa didapatkan dari bacaan tentang botani, zoologi, dan sebagainya. Bisa juga pengetahuan itu didapatkan dari pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain, misalnya dengan diskusi. Bahkan, buku-buku
survival juga disusun berdasarkan pengalaman yan dicatat dari kebiasaan penduduk setempat yang nyata kebenarannya setelah dibuktikan. Pengetahuan yang dituliskan di atas, merupakan pengetahuan pokok yang sangat menunjang
survival. Lebih baik apabila lebih banyak lagi pengetahuan lainnya yang dikuasai. Untuk meningkatkan pengetahuan
survivor harus selalu dilakukan.
C. PENGALAMAN DAN LATIHAN.
Petunjuk paling klasik dan masih dianggap penting untuk menguasai teknik
survival adalah pengalaman dan latihan yang teratur. Dengan latihan dan pengalaman, keterampilan bisa dikuasai. Contoh sederhana adalah identifikasi tanaman, seperti tanaman yang dapat dimakan, tanaman yang dapat di jadikan obat, dan tanaman yang beracun. Hal ini jelas tidak bisa hafal dan mengerti dengan sekali lihat, tetapi harus sering. Contoh lainnya yaitu teknik membuat perangkap (trap) atau membuat api. tanpa pengalaman dan latihan yang baik akan sulit di dapat hasil yang optimal, malah terkadang gagal. Oleh karena itu, pengalaman yang didapat dari seringnya berlatih sangat di tuntut agar teknik
survival ini benar-benar dikuasai. Dengan seringnya berlatih akan didapatkan kesempurnaan, baik teknik yang diterapkan maupun alat yang dibuat untuk
survival.
D. PERALATAN.
Peralatan merupakan keperluan yang sangat penting dalam kegiatan
survival. Oleh karena itu, saat melakukan kegiatan
survival, diupayakan untuk selalu membawa peralatan yang praktis, seperti
survival kits dan kotak P3K. Selain peralatan yang dibawa tersebut, seorang
survivor harus mampu menggunakan alternatif alat yang ada di alam, seperti kayu atau batu, sehingga
survivor akan menjadi lebih tenang dalam menghadapi kegiatan
survival.
Dalam kursus-kursus di luar negeri seperti di Inggris, patokan pengajaran
survival bukan lagi ditekankan pada pengalaman dan latihan, tetapi juga peralatan yang lengkap dan canggih. Seseorang harus dilengkapi dengan peralatan yang lengkap dan canggih agar dapat melakukan
survival dengan baik. Salah satunya adalah penciptaan pisau serbaguna Jngle King yang menyediakan banyak kegunaan, seperti untuk memotong, menusuk, memancing, kompas dan dapat dibuat sebagai ketapel (slepetan) yang berguna untuk berburu. Bahkan, masih banyak lagi kegunaan pisau tersebut.
Hal ini merupakan suatu contoh bahwa alat yang lengkap, mantap, dan canggih sangat diperlukan karena benar-benar menentukan dalam keberhasilan
survival. Sebenarnya masih banyak pula yang menganut paham melakuka
survival dengan peralatan sederhana sekalipun merupakan seni dan kepuasan tersendiri. Namun, satu hal yang harus diakui bahwa membawa peralatan yang dipersiapkan dan dipikirkan secara matang kegunaanya akan sangat membantu, baik dalam keadaan aman atau dalam menghadapi hal yang darurat di perjalanan.
E. KEMAUAN BELAJAR.
Seorang
survivor harus mengetahui kondisi alam sebelum melakukan kegiatan
survival. Dengan belajar mengenal alam, kita akan lebih akrab dan dapat menyesuaikan diri. Sementara itu, kunci dan keberhasilan
survival bertumpu pada kemampuan penguasaan dan penyesuaian seseorang
survivor pada lingkungan tersebut. Siapa yang menguasai medan dialah yang selamat. Selain itu, dalam
survival di tuntut pengetahuan yang didapat dari belajar. Ini ibarat kata pepatah "
lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya", artinya tiap medan mempunyai ciri khas sendiri. Oleh karena itu, teruslah belajar, caranya membaca atau belajar dari pengalaman penduduk setempat. Belajar merupakan langkah awal untuk meraih sukses dalam melakukan
survival.